Rabu, 01 Mei 2019

Serba Serbi Pemilu 2019



Pemilihan Umum merupakan sarana bagi rakyat untuk memilih pemimpin yang akan mewakili mereka di kursi pemerintahan. Rakyat memutuskan siapa yang akan mewakili mereka di parlemen, dan siapa yang akan memimpin pemerintahan di tingkat nasional dan lokal. Mereka melakukannya dengan memilih antara partai-partai yang bersaing dalam pemilihan umum yang teratur, bebas dan adil. Namun, dalam gelaran Pemilu 2019 ini, negeri ini diancam dengan maraknya penyebaran berita-berita bohong atau hoaks di dunia maya serta gerakan golput. Tentunya hal ini sangat mengkhawatirkan mengingat nasib bangsa ini selama lima tahun ke depan ditentukan dalam ajang Pemilu 2019 ini. Untuk itulah kita harus bersama-sama dalam memerangi hoaks dan merangkul orang-orang terdekat untuk serta menggunakan hak pilihnya sebab sebagai warga negara kita memiliki kewajiban untuk memilih pemimpin dan perwakilan politik di kursi kepemerintahan. Memilih dalam pemilihan adalah tugas kewarganegaraan penting lainnya dari semua warga negara. Selain turut serta melawan hoax dan mengajak orang lain untuk tidak golput, kita juga harus belajar menjadi seorang pemilih yang cerdas. Kita bisa menjadi pemilih cerdas dengan mengawasi dengan cermat bagaimana para calon pemimpin dan calon perwakilan politik pada masa kampanye. Dengan memerhatikan dan turut serta memantau jalannya perpolitikan pada masa kampanye, kita bisa mendapatkan gambaran calon wakil rakyat yang pantas memimpin negeri ini hingga lima tahun ke depan tanpa terpengaruh oleh usulan orang lain. Intinya adalah bahwa dalam gelaran Pemilu 2019 ini, kita harus menggunakan hak pilih kita secara cerdas dan tidak golput demi suksesnya keberlanjutan kepemimpinan dan pembangunan Indonesia.


Biasanya, para milenial memiliki pandangan yang lebih baru mengenai politik saat ini. Apalagi mereka pun juga sudah mulai menyuarakan pilihannya di 17 April 2019 kemarin. Karena memiliki kekuatan penuh, para milenial ini pun juga diharapkan menjadi pemilih yang cerdas saat pemilu. Menjadi pemilih cerdas saat pemilu 2019 yaitu berarti anti golput dan bisa memilih berdasarkan hati nurani mereka. Bisa menyuarakan pendapatnya melalui pemilihan paslon (pasangan calon) yang cocok dan tepat untuk memajukan kesejahteraan Indonesia di masa mendatang. Bukan saja orang tua yang bisa menentukan pilihan cerdas, para milenial ini pun juga diharapkan bisa menyuarakan pilihannya. Memang banyak perbedaan antara dua kubu paslon ini, namun bagaimana kamu menjadi milenial yang cerdas yang bisa menentukan pilihannya tanpa perlu terprovokasi dari pihak mana pun. Kedua paslon memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, meski begitu, kita pun harus menghargai mereka untuk tidak golput saat pemilihan nanti. Karena para milenial sekarang sudah banyak yang memiliki pandangan lebih luas tentang politik, diharapkan semakin banyak milenial yang mampu memberikan kontribusi penuh dalam mensejahtetakan Indonesia saat ini.

1 komentar:

  1. artikelnya bagus mas, tapi penampilannya mungkin bisa diperbaiki lagi. Font untuk body text bisa diganti dengan font yang lebih kokoh, Ex: Sans serifs. Lalu jika ingin menggunakan warna font putih (atau warna lain yang mendekati) backroundnya perlu yang lebih gelap, jangan lembut2 warnanya. Terima kasih

    BalasHapus

TUGAS 2 HUKUM DAN PRANATA PEMBANGUNAN

RUANG TERBUKA HIJAU DI JAKARTA Jumlah ruang terbuka hijau (RTH) di Jakarta baru 9,98 persen, padahal idealnya suatu kota besar memilik...