Jumat, 22 November 2019

TUGAS 2 HUKUM DAN PRANATA PEMBANGUNAN


RUANG TERBUKA HIJAU DI JAKARTA

Jumlah ruang terbuka hijau (RTH) di Jakarta baru 9,98 persen, padahal idealnya suatu kota besar memiliki 30 persen Ruang Terbuka Hijau dari total luas wilayahnya. Dalam Undang Undang Nomor 26 Tahun tahun 2007 tentang penataan ruang tertulis bahwa 30 persen wilayah kota harus berupa RTH yang terdiri dari 20 persen publik dan 10 persen privat. RTH publik adalah RTH yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah kota/kabupaten yang digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum. Sementara, RTH Privat yakni RTH milik institusi tertentu atau orang perseorangan yang pemanfaatannya untuk kalangan terbatas antara lain berupa kebun atau halaman rumah/gedung milik masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan. Dengan jumlah luasan RTH yang ada saat ini, DKI Jakarta masih membutuhkan Ruang Terbuka Hijau sekitar 10 persen lagi. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI Jakarta menargetkan capaian 30 persen RTH bisa terjadi pada 2030 mendatang. “Untuk mencapai target RTH sebesar 30 persen ini, dibutuhkan belasan lahan seluas Monas untuk mencapai 30 persen tersebut,” kata Sigit Kusumawijaya Co Founder Indonesia Berkebun. Sigit menyampaikan bahwa penyediaan RTH juga bertujuan untuk menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air.  Selain itu juga untuk meningkatakan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih hingga keberlanjutan suatu kota untuk keseimbangan ekologi. Melihat besarnya fungsi dan peran RTH untuk menjamin kesimbangan kota, Deputi Klimatologi, Badan Meteorologi, KLimatologi dan Geofisika (BMKG) Herizal berharap jika RTH di Jakarta bisa mencapai 30 persen, temperature udara akan menurun hingga serapan air menjadi lebih baik sehingga bisa meminimalisir dampak banjir. Namun pertanyaan nya adalah, apakah dengan aturan RTH 30% tersebut sudah dapat menyeimbangkan ekosistem perkotaan? Karena jika kita tinjau dari kualotas udara yang sekarang kita rasakan dan banyak nya polusi yang di sebabkan oleh kendaraan dengan RTH 30% tersebut dirasa masih kurang untuk me normal kan kembali udara di jakarta. Dengan sering nya masalah banjir yang timbul pun menjadi salah satu faktor mengapa RTH 30% tersebut kurang. Karena jika hanya RTH 30% di jakarta dengan musim yang ada di Indonesia sendiri dimana hanya ada 2 musim yaitu musim panas dan musim penghujan, sangat memungkinkan sekali jakarta mengalami masalah baniir karena memang daerah resapan air nya pun hanya 30%.




TINJAUAN UMUM RUMAH SUSUN JAKARTA

Pertumbuhan penduduk lebih cepat dari bahan makanan.Akibatnya pada suatu saat akan terjadi perbedaan yang besar antara penduduk dan kebutuhan hidup.”Thomas Malthus.
Kelahiran merupakan bagian dari serangkaian proses dalam kehidupan. Tingkat kelahiran atau angka fertilitas sangat berpengaruh pada banyaknya penduduk yang mendiami suatu negara.Negara Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat jumlah penduduk yang sangat tinggi. Faktor penyebab terjadinya jumlah penduudk yang sangat besar disebabkan karena angka atau indeks fertilitas (kelahiran) di Indonesia yang tinggi. Indeks fertilitas Indonesia mencapai rentang 2.60 (BPS,2012) yang berarti kelahiran sebanyak 2.60 atau mencapai 3 anak dalam sebuah keluarga yang ada di Indonesia. Hal tersebut sangat menyebabkan jumlah penduduk Indonesia mencapai 237.641.326 jiwa (BPS,2010) yang menjadikan Indonesia negara terbesar keempat didunia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang tinggi. Persebaran penduduk di Indonesia dapat dikatakan tidak terdistribusi secara merata karena lebih terpusat pada pulau Jawa. Persebaran yang tidak merata ini mengakibatkan ketimpangan kuantitas penduduk pada suatu wilayah. Salah satu wilayah yang menjadi pusat kegiatan yang sangat padat di Indonesia adalah di wilayah Provinsi DKI Jakarta. DKI Jakarta menjadi Ibu Kota Negara Indonesia sehingga menyebabkan segala kegiatan seperti bidang pemerintahan(government), ekonomi, politik menjadi tiga poros utama yang terjadi di Provinsi DKI Jakarta. Konseptual sentralistik atau keterpusatan sangat terjadi di wilayah DKI Jakarta, tingkat Urbanisasi menjadikan DKI Jakarta sebagai Urban Area sebagai pusat aktivitas. Banyaknya jumlah penduduk pendatang ke DKI Jakarta serta indeks fertilitas DKI Jakarta mencapai 2.30 (BPS,2012) menjadikan DKI Jakarta dengan kepadatan penduduk terbesar di Indonesia yang mencapai 15.015 jiwa per-km2 (BPS,2013). Tingkat populasi penduduk yang sangat besar menjadikan DKI Jakarta memiliki masalah besar khususnya dalam pengelolaan lahan yang tersedia. Tata kelola ruang dan wilayah kota menjadi masalah besar di Provinsi DKI Jakarta. Tingkat kebutuhan pokok utama salah satunya adalah ketersedian papan atau tempat tinggal. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta yang hanya mencapai 661,52 km2 tidak memungkinkan terpenuhinya kebutuhan terhadap hunian bagi penduduk yang ada di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Begitu banyak masalah yang ditimbulkan akibat banyaknya penduduk yang ada di Provinsi DKI Jakarta, salah satunya adalah adanya bangunan liar atau illegal yang berdiri di tempat yang tidak tepat dan bersifat mengganggu kondisi wilayah DKI Jakarta. Master planning dalam pemecahan masalah ini sangatlah diperlukan secara tepat dan proporsionalitas luasan lahan yang dipergunakan harus sedemikian rupa hingga masih terciptanya ruang terbuka hijau sebagai kewajiban dalam perencanaan tata ruang kota. Sesuai pernyataan Thomas Malthus diatas, suatu ketika akan tercipta kondisi yang menyebabkan jumlah penduduk dengan kebutuhannya yang sangat defisit atau perbedaan dengan tingkat yang sangat jauh. Dalam hal mengatasi kebutuhan hunian khususnya di wilayah Provinsi DKI Jakarta, sudah dilaksanakan kebijakan dengan membangun rumah susun atau rusun sebagai upaya konvensional dalam mengefisienkan penggunaan lahan pemukiman. Regulasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mengatasi kebutuhan tempat hunian bagi penduduk adalah dengan membangun rumah susun dibeberapa tempat dan memprioritaskan rumah susun sebagai solusi utama dalam pemecahan masalah tersebut. Secara tingkat teknis, rumah susun mampu menampung banyak penduduk dalam luasan wilayah yang relatif kecil dibandingkan dengan rumah pada umumnya. Pemanfaatan rumah susun di kota besar ataupun di tempat sentralistik sebuah aktivitas suatu wilayah dapat menjadi solusi utama secara fungsional dalam pemecahan masalah tata kelola ruang yang berkaitan dengan lahan ketersediaan pemukiman.

Rabu, 26 Juni 2019

KUMPULAN LAGU DAERAH


DODOI SI DODOI
Lagu Daerah Nusantara Provinsi Jambi

Buah hatiku junjungan jiwa
Buah hatiku junjungan jiwa

Tidurlah tidur ya anak
Ibu dodoikan ya sayang (2x)

Dodoi si dodoi
Dodoi si dodoi

Janganlah anak suka menangis
Janganlah anak suka menangis

Ayahmu jauh ya anak
Dirantau orang ya sayang (2x)

Dodoi si dodoi
Dodoi si dodoi

Tidurlah anak dalam ayunan
Tidurlah anak dalam ayunan

Tidurlah nyenyak ya anak
Sambil kubuai ya sayang (2x)

Dodoi si dodoi.

RAMBADIA
Lagu Daerah Nusantara Provinsi Sumatera Utara

Rambadia Rambamunadaito
Rio rio ramba naposo
Marga dia marga munadaito
Uso uso naso umboto
Ala tipang tipang tipang polo labaya
Ala rudeng rudeng rudeng po
Tillo tillo stara tillo tillo
Stara tillo tillo stara tillo tillo.




KICIR-KICIR
Lagu Daerah Nusantara Provinsi DKI Jakarta

Kicir kicir ini lagunya
Lagu lama ya tuan dari Jakarta
Saya menyanyi ya tuan memang sengaja
Untuk menghibur menghibur hati nan duka

Burung dara burung merpati
Terbang cepat ya tuan tiada tara
Bilalah kita ya tuan suka menyanyi
Badanlah sehat ya tuan hati gembira

Buah mangga enak rasanya
Si manalagi ya tuan paling ternama
Siapa saya ya tuan rajin bekerja
Pasti menjadi menjadi warga berguna.


BUBUY BULAN
Lagu Daerah Nusantara Provinsi Jawa Barat

Bubuy bulan
Bubuy bulan sangray bentang
Panon poe
Panon poe disasate

Unggal bulan, unggal bulan
Unggal bulan abdi teang

Unggal poe, unggal poe
Unggal poe oge hade

Situ Ciburuy
Laukna hese dipancing
Nyeredet hate
Ningali ngeplak caina

Duh eta saha nu ngalangkung
Unggal enjing
Nyeredet hate
Ningali sorot socana.


PARIS BARANTAI
Lagu Daerah Nusantara Provinsi Kalimantan Selatan

Wayah pang sudah hari baganti musim
Wayah pang sudah

Kotabaru gunungnya Bamega
Bamega umbak manampur di sala karang
Umbak manampur di sala karang

Batamu lawanlah adinda
Adinda iman di dada rasa malayang
Iman di dada rasa malayang

Pisang silat tanamlah babaris
Babaris tabang pang bamban kuhalangakan
Tabang pang bamban kuhalangakan

Bahalat gununglah babaris
Babaris hatiku dandam kusalangakan
Hatiku dandam ‘kusalangakan

Burung binti batiti di batang
Di batang si batang buluh kuning manggading
Si batang buluh kuning manggading

Malam tadi bamimpilah datang
Rasa datang rasa bapaluk lawan si ading
Rasa bapaluk lawan si ading

Kacilangan lampulah di kapal
Di kapal anak Walanda main komidi
Anak Walanda main komidi

Kasiangan guringlah sabantal
Sabantal tangan ka dada hidung ka pipi
Tangan ka dada hidung ka pipi


Rabu, 01 Mei 2019

ARSITEKTUR VERNAKULER ADAT KALIMANTAN BARAT


Prolog.


Rumah Panjang (rumah Radakng) adalah salah satu rumah adat dari daerah Kalimantan Barat. Rumah Panjang adalah ciri khas dari masyarakat Dayak yang tinggal di daerah Kalimantan Barat. Hal ini dikarenakan rumah panjang adalah gambaran sosial kehidupan masyarakat Dayak di Kalimantan Barat. Rumah panjang juga merupakan pusat kehidupan dari masyarakat Dayak. Saat ini, rumah panjang di Kalimantan Barat dapat dikatakan hampir punah karena jumlahnya yang sedikit.Pada tahun 1960, pemerintah menghancurkan beberapa rumah panjang karena dicurigai menganut paham komunis..
Rumah panjang di daerah Kalimantan Barat identik dengan rumah panjang yang ada di Kalimantan Tengah. Hal ini dikarenakan letak geografi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah yang sangat berdekatan. Keduanya sama-sama dikenal dengan nama Rumah Betang.
Pada umumnya, rumah panjang digunakan untuk tempat tinggal beberapa keluarga. Akan tetapi, rumah panjang tidak hanya digunakan sebagai tempat tinggal saja. Rumah panjang dibangun tinggi karena berfungsi untuk menghindari serangan binatang buas. Kalimantan barat mayoritas berpenduduk suku Dayak dan suku Melayu. Dalam bahasa Dayak Kanayatn, Rumah adat di Kalimantan Barat dikenal dengan nama Rumah Panjang atau rumah Radakn
Rumah adat ini berupa model rumah panggung dengan ketinggian berkisar 5 hingga 8 meter dari permukaan tanah yang memiliki bentuk persegi panjang dengan panjang hingga 180 mdan lebar mencapai 30 m. Dengan material kayu pilihan, rumah adat ini biasanya dihuni satu keluarga intidan beberapa keluarga lain, dimana setiap keluarga menempati satu kamar. Selain sebagai tempat tinggal, ruamah adat ini digunakan sebagai tempat pertemuan masyarakat, upacara, serta berbagai ritual adat



Deskripsi Proyek.


Rumah Radakng atau bisa disebut dengan longhouse merupakan satu di antara ciri khas Provinsi Kalimantan Barat. Rumah Radakng adalah sebutan untuk rumah panjang suku Dayak Kanayatn di Provinsi Kalimantan Barat. Rumah adat ini menjadi satu di antara ikon Kalimantan Barat dan Kota Pontianak.
Sisi yang menarik jika kita memasuki kawasan Rumah Radakng yaitu arsitektur yang digunakan. Sesuai dengan namanya, rumah adat ini merupakan rumah panggung dengan tinggi 7 meter.
Bukan tanpa alasan rumah adat ini dibangun berbentuk panggung. Jika di pedalaman kalimantan, alasan rumah Suku Dayak dibentuk berpanggung dimaksudkan untuk melindungi keluarga dari serangan binatang buas dan antisipasi jika terjadi banjir.
Selain tinggi 7 meter, kita bisa melihat bahwa Rumah Radakng memiliki 2 tiang utama sebagai penopang bangunan serta memiliki panjang bangunan 138 meter. Tak heran jika rumah ada ini sukses menjadi rumah adat terbesar di dunia, serta mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai rumah adat terpanjang di Indonesia.
Pada umumnya rumah adat panjang di Kalimantan Barat memiliki konstruksi yang unik, begitu juga dengan konstruksi yang dimiliki oleh Rumah Radakng.
Bila kita melihat di deretan tiang 6 besar yang di atasnya terdapat Burung Enggang, maka kita dapat melihat tangga yang biasanya disebut Hejot.









Jumlah tangga haruslah ganjil, sehingga da Rumah Radakng kita bisa melihat 3 tangga di bagian tengah rumah, serta di ujung kiri dan kanan.
Setelah kaki kita menaiki tangga yang terbuat dari kayu setapak demi setapak, maka kita akan sampai di badan rumah bagian atas. Badan rumah panjang pada umumnya menggunakan kayu ulin yang kokoh dan dapat bertahan lama.
Setiap ruangan disekat-sekat dengan dinding yang terbuat dari papan kayu. Lantai rumah pada umumnya menggunakan kayu yang terbuat dari bambu, belahan batang pinang atau kayu bulat.
Walaupun pada Rumah Radakng materialnya didominasi oleh beton, namun hal tersebut tidak menghilangkan kesan tradisional dan kearifan lokal dari Kalimantan Barat.
Ciri khas kearifan lokal tersebut bisa kita lihat dari ukiran-ukiran motif dengan relief yang beraneka ragam. Motif-motif tersebut terdapat pada pintu-pintu di Rumah Radakng, lalu pada tiang penyangga, dan di dekat atap bagian atas.
Motif tersebut dominan berwarna merah yang merupakan warna khas Suku Dayak. Warna merah melambangkan keberanian. Di dalam rumah adat ini, terdapat ruang utama yang mampu menampung hingga 600 orang.
Di bagian belakang dari Rumah Radakng, kita bisa lihat halaman belakang yang begitu luas, serta terdapat taman-taman kecil di belakangnya. Hal tersebut menambah keindahan dan kemegahan dari Rumah Radakng.
Tampilan dan arsitekturnya yang unik nan megah, sering mengundang turis lokal maupun mancanegara untuk berkunjung ke tempat ini. Rumah adat yang menjadi rumah adat terbesar di dunia dan merupakan simbol semangat kekeluargaan, keagungnganm persaudaraan, gotong royong, dan kebersamaan masyarakat.
Melihat posisi Rumah Radakng dari badan jalan, maka rumah adat ini mempunyai letak dan posisi yang unik, yaitu miring dari badan jalan.
Terlintas di benak kita, mengapa letaknya miring dari badan jalan? Apakah ada maksud tertentu?
Ya, karena prinsip pembangunan yang digunakan yaitu Huma Betang, di mana Suku Dayak mempercayai untuk pembangunan rumah pada bagian hulu rumah mengarah kepada terbitnya matahari, dan bagian hilir mengarah ke terbenamnya matahari.
Hal ini melambangkan kerja keras dalam mengarungi kehidupan, dimulai dari matahari terbit hinga matahari terbenam. Sehingga, wajar jika Rumah Radakng dibangun miring dari badan jalan.





Melihat posisi Rumah Radakng dari badan jalan, maka rumah adat ini mempunyai letak dan posisi yang unik, yaitu miring dari badan jalan.
Terlintas di benak kita, mengapa letaknya miring dari badan jalan? Apakah ada maksud tertentu?
Ya, karena prinsip pembangunan yang digunakan yaitu Huma Betang, di mana Suku Dayak mempercayai untuk pembangunan rumah pada bagian hulu rumah mengarah kepada terbitnya matahari, dan bagian hilir mengarah ke terbenamnya matahari.
Hal ini melambangkan kerja keras dalam mengarungi kehidupan, dimulai dari matahari terbit hinga matahari terbenam. Sehingga, wajar jika Rumah Radakng dibangun miring dari badan jalan.



Rumah adat yang dibuat tinggi tersebut bertujuan untuk melindungi dari serangan suku lain, binatang buas serta antisipasi banjir sewaktu-waktu. Konstruksi rumahnya sendiri memiliki 3 bagian utama yang terdiri dari :
1. Tangga/ Hejot: Jumlah tangga harus ganjil, umumnya terdapat 3 tangga dalam 1 rumah di bagian depan, kanan, dan kiri rumah. Semakin besar bangunan rumah maka jumlah tangga semakin banyak.
2. Badan Rumah: Rumah panjang dibangun dengnakayu Ulin yang kokoh dan bisa bertahan sampai ratusan tahun. Setiap ruangan disekat-sekat. Penyekatnya merupakan dinding dari papan kayu.
3. Lantai: Lantai rumah biasanya terbuat dari bambu, belahan batang pinang atau kayu bulat sebesar pergelangan tangan.
Untuk ruangannya , terbagimenjadi beberapa bagian antara lain:
1. Pante/ teras rumah: Terdapat di depan rumah dengan atap yang menjorok keluar. Bagian ini berfungsi sebagai tempat untuk mengadakan upacara adat, tempat menjemur padi dan pakaian.
2. Samik/ Ruang tamu: Di ruangan ini terdapat satu pene, yaitu meja berbentuk lingkaran yang digunakan untuk meletakkan hidangan saat menerima tamu.
3. Ruang keluarga: Berukuran panjang 6 meter dengan lebar 6 meter. Berbentuk persegi panjang dan terletak di bagian tengah rumah. Fungsinya sebagai tempat berkumpulnya seluruh anggota keluarga untuk melakukan berbagai kegiatan bersama.
4. Kamar Tidur: Terletak di sepanjang rumah secara berjejeran. Kamar tidur orangtua berada di ujung aliran sungai, kemudian berderet hingga yang paling ujung hilir sungai harus dihuni oleh anak bungsu.
5. Bagian Belakang Rumah: Digunakan sebagai dapur dan tempat untuk menyimpan hasil panen dan alat pertanian. Dapur menghadap ke aliran sungai. Hal tersebut dipercaya akan mendatangkan rizki.



Bangunan Rumah adat Randakng ternyata memiliki nilai filosofi sesuai bentuk dan diperuntukannya yang mendeskripsikan sifat kebersamaan dan toleransi antar anggota keluarga. Bagian hulu rumah harus searah matahari terbit, sedangkan bagian hilirnya harus searah matahari terbenam. Hal tersebut melambangkan kerja keras dalam mengarungi kehidupan, mulai ari matahari terbit hingga terbenam. Berbeda dengan bagian depannya yang sering dijumpai patung dari kayu ulin yang menyerupai manusia ini digunakan dalam ritual mengantar arwah leluhur ke alam surga. Haltersebut dipercaya mampu mengusir roh-roh jahat. Pada intinya rumah adat Randakng inilah yang menunjukkan bahwa suku Dayak mengutamakan keharmonisan dalam bermasyarakat.

Serba Serbi Pemilu 2019



Pemilihan Umum merupakan sarana bagi rakyat untuk memilih pemimpin yang akan mewakili mereka di kursi pemerintahan. Rakyat memutuskan siapa yang akan mewakili mereka di parlemen, dan siapa yang akan memimpin pemerintahan di tingkat nasional dan lokal. Mereka melakukannya dengan memilih antara partai-partai yang bersaing dalam pemilihan umum yang teratur, bebas dan adil. Namun, dalam gelaran Pemilu 2019 ini, negeri ini diancam dengan maraknya penyebaran berita-berita bohong atau hoaks di dunia maya serta gerakan golput. Tentunya hal ini sangat mengkhawatirkan mengingat nasib bangsa ini selama lima tahun ke depan ditentukan dalam ajang Pemilu 2019 ini. Untuk itulah kita harus bersama-sama dalam memerangi hoaks dan merangkul orang-orang terdekat untuk serta menggunakan hak pilihnya sebab sebagai warga negara kita memiliki kewajiban untuk memilih pemimpin dan perwakilan politik di kursi kepemerintahan. Memilih dalam pemilihan adalah tugas kewarganegaraan penting lainnya dari semua warga negara. Selain turut serta melawan hoax dan mengajak orang lain untuk tidak golput, kita juga harus belajar menjadi seorang pemilih yang cerdas. Kita bisa menjadi pemilih cerdas dengan mengawasi dengan cermat bagaimana para calon pemimpin dan calon perwakilan politik pada masa kampanye. Dengan memerhatikan dan turut serta memantau jalannya perpolitikan pada masa kampanye, kita bisa mendapatkan gambaran calon wakil rakyat yang pantas memimpin negeri ini hingga lima tahun ke depan tanpa terpengaruh oleh usulan orang lain. Intinya adalah bahwa dalam gelaran Pemilu 2019 ini, kita harus menggunakan hak pilih kita secara cerdas dan tidak golput demi suksesnya keberlanjutan kepemimpinan dan pembangunan Indonesia.


Biasanya, para milenial memiliki pandangan yang lebih baru mengenai politik saat ini. Apalagi mereka pun juga sudah mulai menyuarakan pilihannya di 17 April 2019 kemarin. Karena memiliki kekuatan penuh, para milenial ini pun juga diharapkan menjadi pemilih yang cerdas saat pemilu. Menjadi pemilih cerdas saat pemilu 2019 yaitu berarti anti golput dan bisa memilih berdasarkan hati nurani mereka. Bisa menyuarakan pendapatnya melalui pemilihan paslon (pasangan calon) yang cocok dan tepat untuk memajukan kesejahteraan Indonesia di masa mendatang. Bukan saja orang tua yang bisa menentukan pilihan cerdas, para milenial ini pun juga diharapkan bisa menyuarakan pilihannya. Memang banyak perbedaan antara dua kubu paslon ini, namun bagaimana kamu menjadi milenial yang cerdas yang bisa menentukan pilihannya tanpa perlu terprovokasi dari pihak mana pun. Kedua paslon memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, meski begitu, kita pun harus menghargai mereka untuk tidak golput saat pemilihan nanti. Karena para milenial sekarang sudah banyak yang memiliki pandangan lebih luas tentang politik, diharapkan semakin banyak milenial yang mampu memberikan kontribusi penuh dalam mensejahtetakan Indonesia saat ini.

Rabu, 10 April 2019

Profil singkat provinsi Gorontalo



Provinsi Gorontalo merupakan sebuah provinsi di Indonesia. Sebelumnya, semenanjung Gorontalo (Hulondalo) adalah wilayah Kabupaten Gorontalo dan Kota Madya Gorontalo di Sulawesi Utara. Seiring dengan munculnya pemekaran wilayah berkenaan dengan otonomi daerah di Era Reformasi, provinsi ini kemudian dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000, tertanggal 22 Desember 2000 dan menjadi Provinsi ke-32 di Indonesia. Ibukota Provinsi Gorontalo adalah Kota Gorontalo (sering disebut juga Kota Hulondalo) yang terkenal dengan julukan "Kota Serambi Madinah".

Provinsi Gorontalo terletak di Pulau Sulawesi bagian utara atau di bagian barat dari Provinsi Sulawesi Utara. Luas wilayah provinsi ini 12.435,00 km² dengan jumlah penduduk sebanyak 1.062.883 jiwa (berdasarkan Data Sensus Penduduk tahun 2011, Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo), dengan tingkat kepadatan penduduk 92 jiwa/km². Ditengarai, penyebaran Diaspora Orang Gorontalo telah mencapai 5 kali lipat dari total penduduknya sekarang yang tersebar di seluruh dunia.

Provinsi Gorontalo berdiri secara resmi sejak tanggal 22 Desember tahun 2000, melalui penetapan sidang paripurna DPR RI. Namun, masyarakat bersama Pemerintah Provinsi Gorontalo menyetujui bila peringatan Hari Lahir Provinsi Gorontalo jatuh pada tanggal 16 Februari tahun 2001, ditandai dengan dilantiknya penjabat Gubernur pertama pada saat itu.

Provinsi Gorontalo secara keseluruhan memiliki 76 kecamatan serta 730 Desa/Kelurahan. Data ini terus mengalami perubahan seiring dengan adanya rencana pemekaran daerah otonom baru (DOB) di Provinsi Gorontalo yang diprediksi akan selesai pada tahun 2020 mendatang.

Provinsi Gorontalo menjadi salah satu daerah hasil pemekaran yang terbilang sukses. Seperti halnya daerah lain, Provinsi Gorontalo pun memiliki berbagai julukan, diantaranya:
"Provinsi Agropolitan"
"Bumi Maleo"
"Provinsi Minapolitan"
"Bumi Para Sastrawan"
"Bumi 1001 Sultan"



PROFIL SINGKAT 

Provinsi : Gorontalo
Ibukota : Gorontalo
Tanda No. Kendaraan : -
Bahasa Daerah : -
Lagu Daerah : Tahuli,Mohulunga,Binde Biluhuta
Rumah Adat : Rumah Pewaris
Tari : Tari Palo-Palo
Suku : Gorontalo
Senjata Adat : Keris
Agama : Islam( 95%), Kristen (1,5 %), Hindu (1,3 %), Budha ( 0,4%)
Komiditi : Kelapa,Cengkeh,Coklat
Bahan Galian : Emas
Industri : Textil,Makanan,Kayu
Obyek Wisata : -

Cinta Tanah Air




Sejarah Indonesia sepertinya menjadi tonggak utama yang membuat kita sebagai masyarakat indonesia wajib untuk mengetahui pergolakan sejarah dimasa lalu. Tanpa sejarah, masyarakat indonesia tidak akan bisa berdiri seperti sekarang ini.

Oleh sebab itu, sejarah bangsa indonesia perlu diketahui sebagai motivasi dan pedoman paling besar untuk bisa mempertahankan negeri ini dari bangsa jajahan yang bisa menurunkan pertahanan dan kualitas keamanan nasional.

Sejarah Indonesia merupakan bentuk paling besar dari kebudayaan yang dibulai sejak zaman prasejarah yang menemukan manusia jawa hingga berbagai periode sejarah Indonesia yang meliputi era prakolonian, munculnya beragam kerajaan Hindu, Budha, Peralihan, dan Islam, hingga era kolonial daimana Indonesia dijajah oleh bangsa Eropa yang datang dengan berbagai tujuan.

Bila ada yang bertanya apa motivasi terbesar yang membuat masyarakat indonesia wajib mencintai negara dan bangsanya tentu adalah para pahlawan yang berjuang dengan sekuat tenaga untuk memberikan kebebasan dan kemerdekaan kepada generasi penerusnya, yakni masyarakat Indonesia yang ada pada saat ini.

Oleh sebab itu, mencintai negara Indonesia bukan hanya mencintai karena keindahan dan berbagai kelebihan yang dimiliki oleh negara ini, tapi juga mencintai karena berbagai kekurangan yang harus dibenahi oleh masyarakat.

Cinta negara atau tanah air adalah sebagian dari iman. Negara adalah bagian dari sesuatu yang mengalir didarah kita, yang akan selalu kita bawa hingga kita sudah meninggal dunia, sampai kapan pun negara tidak bisa dilepaskan dari identitas kita, karena negara adalah roh yang menyatu dengan raga kita.

Sebagai orang Indonesia, kita harus bangga karena dilahirkan dan menjadi orang indonesia. Banyak cara untuk mencintai Indonesia. Wujud Cinta Indonesia bisa dilakukan dengan hal-hal yang sederhana atau dimulai dari hal-hal yang kecil, seperti misalnya merasa bertanggung jawab atas lingkungan kita.

Rasa cinta kita sebaiknya ditunjukan dengan hal-hal yang bersifat aplikatif, yaitu dengan bekarja dan turun langsung untuk menjaga san melindungi tanah air indonesia, seperti menanam pohon, membuang sampah pada tempatnya, dan lain sebagainya.

Cinta Tanah Air adalah suatu ilmu yang mermpelajari sikap kita ,rela berkorban terhadap Negara Indonesia. Untuk memahami pentingnya mewujuddkan cinta tanah air, dapat kita wujudkan setiap hari dengan bagaimana kita sikap kita dalam menjalani hidup berbangsa dan bertanah air dengan giat,pantang menyerah,peduli,dan saling membantu antar umat. Itu merupakan cerminan dari Cintra Tanah Air.

Mekipun cinta tanah air bersifat sedikit abstrak(tidak terdefinisi), namun hal itu menyetuh di seluruh kehidupan penduduk Indonesia dari sabang sampai maraoke. Dan kita harus menanamkan sifat bangga sebagai warga Negara Indonesia yang mempunyai beragam adapt istiadat..sebagai contoh orang yang memperjual-belikan produk Indonesia di Negara lain itu sudah termasuk menanamkan sikap Cinta Tanah Air, meski tidak terdefinisi.karena dia dapat membawa dan mengharumkan nama bangsa Indonesia dinegara lain.

Karena sekarang ini sudah mengalami perubahan, seperti sekarang ini sudah memasuki zaman globalisasi persaingan terjadi dimana-mana tidak di dalam maupun di luar Negara, mungkin sekarang sudah banyak orang yang melupakan akan pentingnya Cinta Tanah Air, karena alasan untuk bertahan hidup.Meskipun begitu kita sebagai warga Negara yang baik harus menanam sikap cinta tanah air dalam kondisi apapun supaya dapat mewariskan di masa yang akan datang.



TUGAS 2 HUKUM DAN PRANATA PEMBANGUNAN

RUANG TERBUKA HIJAU DI JAKARTA Jumlah ruang terbuka hijau (RTH) di Jakarta baru 9,98 persen, padahal idealnya suatu kota besar memilik...